Menghitung berat truk, termasuk muatan yang dibawa adalah langkah penting untuk memastikan efisiensi, keselamatan, dan kepatuhan terhadap regulasi pemerintah di Indonesia.
Salah satu aspek yang perlu Anda pahami dalam penghitungan ini adalah berat total kendaraan dan muatannya. Berat ini direpresentasikan melalui istilah GVM (Gross Vehicle Mass) dan GCW (Gross Combination Weight).
Dengan memahami kedua istilah ini, penghitungan berat beban truk dapat Anda lakukan secara akurat untuk mendukung operasional transportasi yang aman dan efisien.
Mengenal Istilah GVM dan GCW
GVM (Gross Vehicle Mass) adalah berat truk total termasuk muatan, pengemudi, bahan bakar, dan semua perlengkapan yang ada di dalamnya.
Dengan kata lain, GVM menunjukkan batas maksimum beban yang dapat kendaraan tanggung tanpa mengurangi performa atau membahayakan keselamatan.
Sementara GCW (Gross Combination Weight) merujuk pada berat total kombinasi kendaraan. GCW, yaitu berat truk utama beserta trailer atau gandengan, berikut semua muatannya.
Dari pemahaman di atas, GCW lebih relevan untuk kendaraan yang distribusi atau pengangkutan barang dengan sistem gandengan, di mana Anda harus menghitung keseluruhan beban untuk menjaga stabilitas dan kelayakan kendaraan di jalan.
Memahami GVM dan GCW sangat penting karena setiap kendaraan dirancang dengan batas kemampuan tertentu yang harus operator truk hormati dan patuhi. Melebihi batas ini tidak hanya melanggar regulasi, tetapi juga berpotensi membahayakan keselamatan pengemudi dan pengguna jalan lainnya.
Cara Menghitung Berat Beban Truk
Berikut langkah-langkah untuk menghitung berat beban truk UD secara akurat.
1. Ketahui GVM atau GCW Kendaraan
Informasi ini biasanya tertera pada spesifikasi teknis kendaraan atau stiker pabrikan yang melekat pada kendaraan. Pastikan untuk memahami batas maksimum yang produsen tetapkan.
2. Timbang Kendaraan Kosong (Tare Weight)
Langkah pertama adalah menimbang kendaraan dalam kondisi kosong, termasuk bahan bakar dan perlengkapan lainnya. Berat ini disebut sebagai tare weight.
3. Timbang Kendaraan dengan Muatan
Kemudian timbang kendaraan dalam keadaan penuh muatan. Pastikan semua barang yang akan diangkut sudah berada di tempatnya saat penimbangan dilakukan.
4. Hitung Berat Muatan
Selanjutnya kurangi berat kendaraan penuh (GVM atau GCW yang terukur) dengan berat truk kosong (tare weight). Selisihnya adalah berat muatan aktual yang diangkut.
5. Periksa Kepatuhan dengan GVM atau GCW
Bandingkan berat total kendaraan dengan batas GVM atau GCW yang ada di kendaraan. Pastikan berat total tidak melebihi batas kapasitas.
Aturan ODOL dan Keselamatan Transportasi
Di Indonesia, ada aturan ODOL (Over Dimension and Over Loading) yang pemerintah berlakukan untuk mengontrol dimensi dan berat truk atau kendaraan.
Misalnya dalam Peraturan Menteri Perhubungan No 60 Tahun 2019 tentang Penetapan Tata Cara Penetapan Jenis dan Fungsi Kendaraan. Lalu ada Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Terakhir, dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan, yang mengatur batasan muatan dan dimensi kendaraan.
Armada yang melebihi batas berat atau dimensi tidak hanya merusak infrastruktur jalan, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan.
Kelebihan muatan dapat menyebabkan keausan berlebih pada komponen kendaraan, memperpanjang jarak pengereman, dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Selain itu, keseimbangan kendaraan juga bisa terganggu, terutama pada saat menikung atau pengereman mendadak.
Melalui pemahaman dan penerapan cara menghitung berat beban truk yang benar, GVM, GCW dan aturan ODOL, pengemudi dan perusahaan pengangkutan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan berkelanjutan.
Transportasi barang juga terlaksana secara optimal tanpa mengorbankan keamanan pengemudi dan pengguna jalan lainnya.
Setuju dong dengan hal di atas? Yuk temukan informasi menarik lainnya seputar industri transportasi dan ragam jenis truk hanya di Astra UD Trucks.