Mengenal sistem common rail yang tertanam pada mesin diesel truk, pada dasarnya sama dengan kelistrikan sistem common rail yang ada pada mobil diesel. Pada kendaraan diesel, kita dapat mengenal dua jenis sistem kelistrikan yaitu jenis konvensional dan common rail.
Berbeda dengan mesin diesel konvensional, sistem diesel common rail adalah sistem diesel yang sudah modern. Teknologi common rail pada mesin diesel bekerja dengan injektor bahan bakar yang telah diatur secara elektronik.
Dalam sistem common rail, ada “rail” yang berfungsi sebagai tangki penyimpanan bahan bakar dengan tekanan konstan yang tinggi. Maka bahan bakar yang disimpan di dalam rail siap digunakan kapan saja ketika mesin membutuhkannya.
Baca juga: Astra UD Trucks Siap Merajut kesuksesan Bersama
Tekanan pada bahan bakar ini bisa mencapai 2000 bar. Tekanan tinggi ini bertujuan untuk menghasilkan kabut bahan bakar yang baik dan merata.
Sehingga hasilnya akan berupa pembakaran sempurna ketika bertemu dengan udara terkompresi yang suhu dan tekanannya tinggi. Tekanan ini akan selalu tinggi dan yang mengatur waktunya adalah pembukaan injektor dari solenoid.
Hal ini bertujuan untuk memastikan tetap terjadi pembakaran pada ruang bakar secara berkelanjutan.
Komponen utama pada sistem common rail adalah Electronic Control Unit (ECU). Komponen ini berperan untuk melakukan perhitungan dari semua data yang dikirim sensor. Data tersebut akan ditransfer ke injektor yang berperan sebagai eksekutor dari perintah ECU.
Baca juga: Sejarah Terciptanya Mesin Diesel Pertama UD Trucks yang Ada Saat Ini
Singkatnya, ECU berfungsi untuk memproses banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan dan kapan bahan bakar diinjeksikan berdasarkan beberapa informasi dari berbagai sensor.
Bila dijabarkan dengan singkat maka cara kerja sistem mesin diesel dengan common rail adalah pompa bahan bakar akan menekan bahan bakar secara terus menerus selama mesin masih hidup.
Kemudian injektor atau nozzle akan membuka ketika injektor mendapat sinyal berupa arus listrik dari ECU secara otomatis dengan komputer berdasarkan data dari sensor seperti suhu mesin, bukaan pedal gas, kecepatan atau RPM mesin dll.
Baca juga: Tips Irit BBM saat Mengendarai Truk Quester Euro 5, Apa Saja ya?
Kerja injektor menentukan jumlah dan waktu bahan bakar disemprotkan yang diatur oleh komputer mesin atau ECU. Memungkinkan untuk menghasilkan tenaga dengan torsi besar. Kombinasi ini yang digunakan untuk meningkatkan kinerja mesin diesel saat ini.
Artinya, truk dengan mesin berteknologi common rail dapat menghasilkan lebih banyak tenaga dengan mengonsumsi lebih sedikit bahan bakar. Dalam waktu yang bersamaan menghasilkan emisi yang lebih sedikit sehingga konsumsi bahan bakar lebih irit.
Keunggulan common rail
Truk dengan teknologi common rail memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya adalah:
- Mampu menurunkan emisi dengan output yang lebih tinggi, yang berhubungan dengan tekanan injeksi.
- Mengurangi kebisingan dan emisi gas buang berkat adanya pengendalian kuantitas injeksi bahan bakar.
- Meningkatkan kinerja mesin karena kontrol waktu yang fleksibel.
- Bebas mengendalikan tekanan injeksi, sebagai respons terhadap putaran dan beban mesin.
Baca juga: Semakin Mudah, Kini AdBlue Sudah Tersedia di 121 Outlet Seluruh Indonesia
Untuk memenuhi kebutuhan pasar kendaraan logistik di Indonesia, UD Trucks menyediakan truk tipe Kuzer yang memiliki spesifikasi mesin bertipe GH4E empat silinder berkapasitas 3.760 cc.
Spesifikasi mesin ini sudah dilengkapi dengan Common Rail System (CRS) yang sudah teruji ketangguhan dan kelincahannya. Mesin ini juga ditambah dengan Engine Management System yang dapat memberikan performa terbaik dan efisiensi maksimal pada bahan bakar.
Kuzer juga dilengkapi dengan fitur cruise control yang dapat diaktifkan mulai dari kecepatan 40 km per jam. Saat fitur ini aktif, sistem dengan otomatis akan mempertahankan kecepatan agar tetap stabil tanpa perlu menekan pedal gas lagi.
Dengan spesifikasi mesin dan fitur ini, Kuzer cocok untuk mendukung usaha di bidang general cargo, industri, serta konstruksi dan infrastruktur.