Sebagai salah satu merek kendaraan komersial di Indonesia, UD Trucks siap mendukung peraturan standar emisi Euro 4, bahkan Euro 5, dengan membenamkan teknologi SCR atau Selective Catalytic Reduction pada produk Quester.
Untuk kendaraan bermesin diesel, standar emisi Euro 4 di Indonesia sendiri dikabarkan akan mulai diberlakukan pada bulan April 2022. Sedangkan untuk kendaraan bermesin bensin, standar emisi ini sudah berlaku sejak 7 Oktober 2018 yang lalu.
Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017, Tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor roda 4 atau lebih Tipe Baru Kategori M, N, dan O.
Baca juga: Varian Truk Quester, Pilih Yang Sesuai Dengan Kebutuhan Dan Kegunaan
Nah, guna memenuhi standar emisi Euro 4, UD Trucks mengembangkan sistem pengolahan gas buang melalui katalis yang canggih, yakni teknologi SCR yang berstandar Euro 5.
Dengan adanya teknologi SCR pada UD Trucks Quester, hal ini menjadi ajang pembuktian ketangguhan dan efisiensi mesin UD Trucks serta kemampuannya dalam mengurangi gas buang berbahaya dari hasil pembakaran mesin diesel.
Apa itu teknologi SCR?
Teknologi pengendalian sisa pembakaran urea pertama di dunia ini digunakan untuk truk, dan pertama kali diaplikasikan pada UD Trucks Quon di 2004. Dengan pengalaman lebih dari 17 tahun menggunakan SCR, UD Trucks siap menyambut penerapan standar emisi Euro 4.
Teknologi SCR merupakan sistem pengolahan emisi yang mengurangi polutan berbahaya seperti nitrogen oksida (NOx) dan partikulat yang dihasilkan selama pembakaran.
Baca juga: Resmi Meluncur, Fitur Quester Euro 5 Makin Lengkap
Sistem kerja SCR ini adalah dengan meningkatkan tekanan injeksi sehingga tercipta pembakaran yang sempurna akan mengurangi partikel sisa secara signifikan.
Teknologi SCR dapat mengurangi gas NOx hingga 90 persen sekaligus mengurangi gas karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC) hingga 50-90 persen.
Gas tersebut akan diolah dengan menggunakan katalis yang berasal dari urea atau dikenal dengan nama AdBlue. AdBlue sendiri merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak beracun.
Baca juga: Aman, Spare Part UD Trucks Ada Di Seluruh Indonesia!
Jadi teknologi SCR ini bekerja sama dengan cairan AdBlue, di mana sistem SCR menyuntikan AdBlue pada gas buang dari mesin dan menghasilkan nitrogen dan uap air yang tidak berbahaya.
Perbedaan teknologi SCR dengan EGR
Seperti telah disebutkan sebelumnya, teknologi SCR ini bekerja dengan meningkatkan tekanan injeksi dengan menggunakan katalis yang berasal dari AdBlue. Selain teknologi SCR, ada pula teknologi EGR yang mampu mengurangi emisi gas buang untuk penerapan Euro 4.
Nah, perbedaan teknologi SCR dan EGR atau Exhaust Gas Recirculation ada pada pengolahan sisa gas buang pembakaran.
Pada EGR di mesin diesel modern gas pembuangan dari exhaust sebagian dimasukkan kembali ke ruang bakar dengan memanfaatkan selang vakum yang terhubung ke intake manifold.
Baca juga: 9 Layanan Purna Jual Astra UD Trucks
Sistem tersebut diatur secara elektris oleh ECM atau Engine Control Module dan banyak sensor seperti air temperature sensor, engine temperature sensor, dan manifold absolute pressure sensor.
Karena gas pembuangan dari exhaust ini panas atau bersuhu tinggi, EGR juga dilengkapi dengan EGR cooler yang akan mendinginkannya sebelum kembali ke ruang bakar.
Namun tidak semuanya gas buang ini bisa kembali dimasukkan ke intake manifold, hanya sekitar 50 persennya saja yang akan diolah kembali.
Seiring berjalannya waktu, katup EGR akan dipenuhi tumpukan kerak atau jelaga sehingga akan menurunkan performa mesin. Oleh karena itu pembersihan pada intake manifold perlu dilakukan secara rutin.
Baca juga: Mudah! Begini Cara Membaca Arti Kode Yang Ada Di Truk UD Trucks
Tidak heran bila UD Trucks lebih memilih teknologi SCR pada unit produksinya.
Tentunya kendaraan lebih banyak digunakan untuk keperluan bisnis, sehingga tidak ada waktu yang terbuang untuk pemberhentian yang tidak direncanakan. (22 Agustus 2022)